Saya (Lensa Nasrul) di sini mendapatkan amanah dari komandan KSPI Jogja mas Reza untuk mendokumentasi yang ikut Golawe #1. Maka dari itu di sini saya tidak ikut bersepeda, hanya menggunakan sepeda motor agar mendapatkan moment yang baik.
Kriiinngg….!!!
Minggu pagi, 30 Oktober 2016 alhamdulillah cuaca cukup cerah semua alat untuk dokumentasi sudah siap ibadah yang pertama, saya langsung berangkat menuju Tugu Yogyakarta. Sampai di lokasi saya masih belum kenal banyak hanya yang saya kenal Bang Hans & om Wisnu untuk lainnya masih buta dan belum sempat mengenal semua.
Perlahan-lahan peminat mulai banyak dari yang muda, sampai tua dan dari mas-mas, bapak-bapak dan ibu ibu membaur bersama sebelum acara gowes berlangsung. Sebelum keberangkatan poin utama adalah berdo’a agar acara berjalan lancar dan sukses dari keberangkatan sampai akhir pulang.
Gowes akhirnya di berangkatkan pukul 06.30 wib sesuai saat kesepakatan rapat pembahasan acara ini. Perlahan namun pasti dengan cara menikmati bersepeda sebagai alat alternatif menaikmati hari mingu.
Rute yang dituju dari kota yogyakarta menuju Ancol Bligo luarbiasa, saya ingin melewati kesini lagi karena ada spot menarik sawah yang hijau luas dan nampak gunung merapi sangat gagah. Sedangkan saat acara ini saya tidak sempat mendokumentasikan karena keterbatasan gerak, selanjutnya saya akan datang kelokasi itu dan akan mengabadikan lokasi yang bagus indah dan asri.
Jembatan Duwet yang terletak di dusun Duwet, Desa Banjarharjo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo menjadi lokasi menunggu dari teman-teman yang tercecer di belakang. Jembatan ini hanya bisa di lintasi oleh beroda 2 dibangun untuk menghubungkan 2 wilayah yang dipisahkan oleh sungai progo dengan tebing setinggi kurang lebih 100 meter.
Jembatan ini menjadi salah satu spot bagi para pesepeda untuk menyandarkan diri dan berfoto dengan sepedanya sendiri karena jika sudah sampai lokasi yang bagus jika tidak foto dengan sepedanya kurang afdol.
Perjalanan di lanjutkan menuju Ancol Bligo yang menurut saya tidak ada asiknya sama sekali, pemandangan juga kurang oke. Sepertinya ini hanyalah tempat wisatanya para pemancing dan melihat sungainya yang begitu gelap membuat saya mengabadikan sedikit bermalasan. Jadi di Ancol Bligo ini hanya menjadi tempat istirahat sementara makan, makanan yang sudah di siapkan oleh pembuat acara, makanan tradisional yang enak berbahan pisang goreng.
Perjalanan selanjutnya menuju Candi Borobudur melewati jalan alternaif yang memiliki jalur yang menantang bagi para pesepeda. Jalan yang naik turun membuat stamina terkuras banyak. Panasnya terik matahari yang sudah berada di puncak menjadikan stamina cadangan juga terkuras habis ujung ujungnya menuntun sepeda, hehe jangan di paksakan yang penting sampai. Mobil loading ternyata juga penuh, cukup banyak juga yang tumbang namun masih banyak yang semangat sampai tujuan.
Sampailah di depan Candi Borobudur, ini adalah lokasi terhits bagi para pesepeda. Karena jika sampai sini dengan sepeda namun belum foto di lokasi ini, maka itu hanya cerita hoax kalian sudah datang bersepeda di Candi borobudur hehe karena tidak ada pict…
Tak lupa foto dulu dengan banner sebagai identitas dan juga di temani oleh para pesepeda dari kampus amikom (kaos warna biru muda) yang sebelumnya juga bertemu di Ancol Bligo. Setelah semua terpenuhi di Candi Borobudur teman-teman masih belum tumbang dan di lanjutkan menuju Gereja Ayam yang tidak jauh dari Candi Borobudur, sekitar 3 – 4 Km namun jalannya menanjak berkonblok yang luar biasa.
Gereja Ayam yang terletak di Dusun Gombong, Desa Kembanglimus, Magelang, Jawa Tengah menjadi pusat perhatian setelah film Ada Apa Dengan Cinta 2 tampil disini. Sebelumnya sih udah ramai, namun setelah AADC hadir disini jadi semakin ramai. Tiket masuk Rp.10.000,- bagi turis lokal untuk para pesepeda, sepedanya bisa di bawa sampai dekat Gereja, sedangkan sepeda motor dan mobil harus parkir dengan harga parkir yang standar.
Jalannya yang nanjakkan luarbiasa membuat teman-teman harus menuntun sepeda, hampir 70% kemiringannya, sampai saya merinding lihat mobil yang melewati lokasi ini dengan santeinya bolak-balik. Mobil yang saya maksud adalah salah satu failititas yang di berikan di tempat wisata gereja ayam.
Perjuangan dari teman-teman Komunitas Sepeda Polygon Indonesia Regional Yogyakarta (KSPI Yogyakarta) tak sia-sia. Cuaca yang sangat cerah dengan pemandangan yang luar biasa menjadi penyejuk akhir lokasi yang di tempuh. Rasa kebersamaan yang terjalin sangat erat membuat acara ini tak ingin dihentikan. Tak lupa sebagai identitas foto bareng di lokasi yang sedang hits. Menjadi sebuah kebanggaan bagi mereka yang bersepeda apalagi yang masih pemula.
Jangan lupa jika sampai di Gereja Ayam explore lokasinya, Gerja Ayam ini memiliki ruang begitu banyak dari ruang utama yang terdapat kursi banyak dan ada LCD TV. Selain itu ada ruang bawah tanah yang sedang di renovasi yang cukup bikin merinding karena sepi dan yang banyak di kunjungi adalah puncak kepala ayamya.
Saya berada di zona yang kurang menyenangkan haha, spotnya sih bagus banget, tapi saya ini berada di zona dalam foto sisi kiri merupakan Eigner dan Elisa yang merupakan pasangan yang sedang di mabuk asmara dan sisi kanan foto merupakan pasangan romantis tiap membuat acara.
Sah dan sudah di pastikan bahwa acara GOLAWE #1 (Gowes Last Weekend #1) sukses dan berjalan dengan lancar. Di lokasi Gereja Ayam di tutup sebelum adzan dzuhur berkumandang. Yang muslim beranjak ke mushola setelah itu dilanjutkan untuk pulang dengan melewati jalan magelang yang jalannya rata menurun.