Ketika akhir pekan tiba dan bulan ini masih memasuki bulan ramadhan. Mencari sunrise setelah sholat subuh selalu menjadi agenda rutin untuk mencari kegiatan selama liburan akhir pekan selama bulan ramadhan.

Ketika suasana hati senang dan ingin berpergian, selalu tas ransel berisi peralatan kamera di bawa dan langsung berangkat menuju tujuan yang telah di sepakati di malam sebelum waktu keberangkatan. Kali ini untuk spot yang akan di kunjungi adalah Gunung Ireng. Gunung Ireng merupakan spot yang memberikan pesona keindahan matahari terbit di padukan dengan lebatnya awan seperti Kebun buah mangunan yang tercap sebagai negeri di atas awan.

Gunung Ireng berlokasi di kawasan Pengkok, Patuk, Gunungkidul. Meskipun bernama “gunung“, tempat ini sebenarnya hanya sebuah bukit berbatu kecil dengan puncak yang gundul. Puncak ini merupakan titik tertinggi di Dusun Srumbung dan dikenal sebagai salah satu tempat terbaik untuk berburu pemandangan matahari terbit di Yogyakarta.

Jadi sudah tahukan, kapan waktu terbaik untuk datang di lokasi ini? Yap, sebisa mungkin untuk datang di lokasi ini sebelum matahari muncul dan cuaca cerah kalau tidak cerah akan seperti yang saya alami kali ini. Walaupun gagal tidak mendapatkan yang diharapkan kenikmatan menikmati wisata di Gunung Ireng tetap ada.

Kenapa Bernama Gunung Ireng?

Sebelum naik di bukitnya Gunung Ireng di tempat parkir ada papan tentang penjelasan sejarah singkat Gunung Ireng. Berawal dari kisah Raden Bratasena dalam lakon perwayangan. Pada zaman dahulu kala, konon Raden Bratasena sangat marah ketika melihat sekelompok kera bermain bintang di puncak Merapi sehingga Raden Bratasena menendang sekelompok kera tersebut namun tendangannya meleset melainkan mengenai puncak merapi sehingga terlempar jauh di segala penjuru salah satunya di padukuhan Srumbung yakni Gunung Ireng.

Untuk nama Gunung Ireng sendiri berasal dari bahasa jawa yang artinya gunung hitam, karena gunung ini terdiri dari bebatuan yang berwarna hitam yang membentang dari Timur ke Barat. Gunung Ireng juga sering di sebut gunung botak karena tidak ada pohon yang tumbuh di sekitar gunung.

Belum Beruntung di Gunung Ireng

Berharap bisa mendapatkan matahari terbit dari Gunung Ireng ternyata tidak dihendaki oleh Sang Maha Kuasa. Waktu itu 3 Juni 2018 cuaca tidak begitu bersahabat di kawasan Gunung Ireng. Yang mengakibatkan spot yang di harapkan sesuai keindahan di feed instagram gagal sudah. Walaupun gagal, setidaknya bisa menikmati dan mengabadikan beberapa keindahan yang ada di Gunung Ireng dan merefleksikan otak agar lebih adem lihat pohon-pohon dan udara segar.

Matahari Terbit di Gunung Ireng

Matahari Terbit di Gunung Ireng

Walaupun mendapatkan matahari terbit, hanya saja jika kabut tak menutupi dan berada di bawahnya maka akan terlihat indah sekali seperti negeri di atas awan dipadukan dengan rumah menggunakan kayu tersebut.

Sebenarnya tidak terlalu banyak spot-spot yang diabadikan disini, toh disini hanya lokasi yang cocok sebagai tempat memandang indahnya lukisan dari Sang Maha Kuasa, lainnya sih saya rasa tidak ada. Memang di jogja itu banyak sekali tempat wisata yang mengunggulkan lokasi yang bagus untuk instagramable yaitu bagus buat foto tapi tidak bisa menikmati terlalu lama.

Gunung ireng srumbung

DI foto dari rumah kayu

Gunung Ireng patuk gunung kidul

Duduk di teras rumah kayu biar kelihatan ngehits

pendapa di Gunung Ireng

Selain rumah kayu terdapat gazebo buat bersantai

keindanhan dari puncak Gunung Ireng

Selain pendapa juga ada lincak buat santai memandang keindahan dari puncak Gunung Ireng

Kurang lebih 1,5 jam saya berada di Gunung Ireng hanya menunggu momen yang tepat untuk mengabadikan dan mencari foto yang bagus, soalnya ini lokasi juga cukup ramai di saat hari libur.

Informasi tambahan untuk menuju lokasi ini cukup mudah dengan jalan yang sudah bersahabat. Harga masuk di tempat ini Rp.3.000,-/orang dengan parkir Sepeda motor Rp.2.000,- sedangkan mobil Rp.5.000,-.