Titik kumpul di Museum Benteng Vredeburg, yang sebenarnya jadwal acara 6.30 wib sudah berjalan, namun sedikit mundur dari yang di perkirakan. Museum Bentang Vredeburg menjadi titik kumpul dan juga menjadi spot pertama museum yang di jelaskan oleh teman teman Night at The Museum tentang sejarahnya.
[df-subtitle]Museum Beteng Vedeburg[/df-subtitle]Benteng Vredeburg adalah sebuah benteng yang terletak di depan Gedung Agung dan Kraton Kesultanan Yogyakarta. Sekarang, benteng ini menjadi sebuah museum. Di sejumlah bangunan di dalam benteng ini terdapat diorama mengenai sejarah Indonesia. Benteng ini dibangun sebagai pusat pemerintahan dan pertahanan residen Belanda kala itu, dengan dikelilingi oleh sebuah parit (jagang) yang sebagian bekas-bekasnya telah direkonstruksi dan dapat dilihat hingga sekarang. Benteng berbentuk persegi ini mempunyai menara pantau (bastion) di keempat sudutnya.
Cukup banyak yang di jelaskan di sini, kamu bisa datang kesini dengan harga tiket yang murah, berwisata itu tidak harus di tempat rekreasi di tempat bersejarh juga penting untuk lebih mengenal negara kira. Setelah selesai di Museum Benteng Vredeburg di lanjutkan ke Museum Ki Hajar Dewantara
[df-subtitle]Museum Perjuangan[/df-subtitle] Seperti dalam judulnya adalah berkunjung mengasikkan ke Museum sambil gowes yak, di sini untuk menuju tiap lokasi kita-kita yang ikut harus bersepeda. Lokasi tiap museum tidak terlalu jauh, jadi saat perjalanan juga mengasikkan pagi hari bersepeda/gowes dan belajar di Museum dan akhirnya sampai di Museum Perjuangan.Museum Perjuangan adalah sebuah museum di Yogyakarta yang didirikan untuk mengenang sejarah perjuangan Bangsa Indonesia dan mengenang setengah abad masa Kebangkitan Nasional. Yang terletak di Jalan Kol. Sugiyono 24 Yogyakarta memiliki nilai sejarah serta bangunan yang cukup menarik. Walaupun tak sepopuler dengan museum terdekatanya, museum ini wajib kalian kunjungi dan spot terbaik bagi kamu pecinta foto landscape karena bentuk bangunan yang menarik.
Di Museum Perjuangan terdapat hiasan dinding di luar Museum yang menjelaskan tentang mengenang abad masa kebangkitan Nasional. Karena saat saya datang hari minggu, lokasi ini tutup, tidak bisa masuk tapi mendapatkan penjelasan tentang hiasan dindingnnya, biar jelas datang aja ke Museum Perjuangan hehe…
[df-subtitle]Museum Ki Hajar Dewantara[/df-subtitle] Setelah selesai belajar sejarah tentang masa kebangkitan nasional di lanjutkan menuju Museum Ki Hajar Dewantara, tidak jaduh dari Museum Perjuangan.Museum Ki Hajar Dewantara merupakan museum peninggalan dari tokoh pendidikan Indonesia yaitu Ki Hadjar Dewantara yang berupa rumah dan pendapa. Selain itu, museum juga menampilkan koleksi peninggalan barang-barang yang dipakai oleh Ki Hadjar Dewantara beserta keluarga. Berlokasi di Jalan Taman Siswa Yogyakarta, Bangunan rumah yang berdiri di atas tanah seluas 5.594 m2 tersebut dibeli atas nama Ki Hadjar Dewantara, Ki Sudaminto, Ki Supratolo dari Mas Adjeng Ramsinah pada tanggal 14 Agustus 1935. Konon bangunan rumah tersebut didirikan pada tahun 1925 dengan gaya Jawa. Bangunan tercatat dalam buku register Kraton Ngayogyakarta tertanggal 26 Mei 1926, dengan nomor Angka 1383 / l.H (2). Pada tanggal 18 Desember 1951, pembelian tersebut dihibahkan kepada Yayasan Persatuan Perguruan Tamansiswa (wikipedia).
Masih inget saya di sini datang terakhir saat masih SD, kunjungan museum yang sudah cukup lama juga.
[df-subtitle]Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman[/df-subtitle] Nah untuk Museum ini menjadi kunjungan perdana saya, padahal ini museum tak jauh dari rumah saya, padahal satu kecamatan di Jl. Bintaran Tengah, Gunungketur, Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jadi di sini saya beruntung bisa datang kesini bareng teman-teman Night at The Museum.Museum Sasmitaloka Panglima Jenderal Sudirman adalah museum sejarah dengan koleksi mengenai perjuangan Jenderal Sudirman. Kata sasmita berasal dari bahasa Jawa, yang berarti “pengingat“, “mengenang“, sedangkan loka berarti “tempat“. “Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman” artinya merupakan tempat untuk mengenang pengabdian, pengorbanan dan perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman.
Tidak begitu banyak yang di jelaskan disini, namun saya beruntung sudah bisa datang kesini, baca dikit-dikit mengenal tentang koleksi mengenai perjuangan Jenderal Sudirman. Gedung yang memiliki bentuk bagunan limasan begitu menarik. Syarat sebuah rumah limasan yaitu pendapa, bangunan utama, dan bangunan sayap kanan kiri tetapi di museum hanya tidak terdapat pendapa. Ornamen hiasanan pada tiang penyangga bangunan utama dan sayap berupa motif tumbuh-tumbuhan.
Ya karena keterbatasan waktu yang harus di tutup pukul 10 pagi acara ini. Acara di selesaikan dengan berdiskusi sebentar di teras Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman, setelah itu di tutup dan pulang ke rumah masing-masing atau boleh lanjut gowes sendiri.
Jogja emang ga ada matinya. Mau kuliner, wisata, ngepantai, ada semua disini.. Tahun ini ada 3 kali ke Jogja, tapi belum sempet nih main Benteng Vedeburg..
wih udah 3 kali, keren banget…
padahal benteng vredeburg berada di tengah kota,