[dropcaps]S[/dropcaps]udah cukup lama ingin mengetahui suasana kota Solo Jawa Tengah. Padahal tidak terlalu jauh karena bisa menggunakan sepeda motor atau kereta api. Saya selalu penasaran dengan destinasi yang belum pernah aku kunjungi. Akhirnya Minggu, 22 Januari 2017 saya menapakkan kaki ke Kasunanan Surakarta.

Artikel ini aku beri judul Keliling Kota Solo Bareng Dua Hijaber karena saat mengexplore kota Solo saya mengajak 5 teman namun hanya 2 teman perempuan yang siap dan hadir untuk explore ke kota solo. 2 perempuan yang explore bareng saya adalah Ayu Ramadhani dan Yola.

[df-subtitle]Proses Perjalanan Ke Solo[/df-subtitle]
Kereta Prameks

Suasana Kereta Prameks

Perjalanan menuju kota Solo menggunakan Kereta Api. Target berangkat ke Solo menggunakan jadwal pertama pukul 05.30 Wib dari Stasiun Lempuyangan. Akan tetapi realitanya kita berangkat jam ke-2 pukul 07.35 Wib di karenakan tiba-tiba hujan lebat dan ada yang susah di bangunin. Perjalanan Menggunakan kereta Pramkes, tiket sekali perjalanan dari Jogja ke Solo dan sebaliknya Rp.8.000,-.

Sekitar 1jam perjalanan menuju kota solo atau Stasiun Solo Balapan aku tak mendapatkan tempat duduk, ini pertama kalinya aku menaiki kereta Pramkes yang banyak juga penumpan dan membuat saya berdiri selama perjalanan.

[df-subtitle]Explore Kawasan Stasiun Solo Balapan[/df-subtitle]

Di kota Solo saya akan explore sehari penuh dan pulang ke Yogyakarta pada malam hari atau jam terakhir kereta Prameks. Planning membeli tiket untuk pulang setelah sampai Solo Balapan ternyata tidak bisa karena pembelian tiket untuk kereta Pramkes di mulai dari 3 jam sebelum keberangkatan.

Tanpa basa basi karena tidak tak dapat tiket, Jalan-jalan dimulai dari Stasiun Solo Balapan dengan berjalan kaki. Panas terik matahari tak menyurutkan kami untuk selalu berjalan karena cara paling enak menikmati suasanan dengan berjalan kaki sambil memotret momment yang tiba-tiba muncul.

Tujuan pertama menuju Jl.Brigjen Slamet Riyadi yang katanya Yola jalan itu seperti Malioboro Jogja namun apa iya?.

Jalan kaki melewati Jl.Gajah Mada sempat berhenti sejenak di Masjid Sholihin utnuk ke kamar mandi, di masjid ini saya melihat dan mendengar bapak yang sedang membaca Al-Qur’an begitu tenang dan nyaman mendengarkanya.

Membaca Al-Qur'an

Beliau sedang membaca Kitab Al-Qur’an di Masjid Sholihin

Fakta di Solo para Tukang Parkir resmi, baju dinas yang mereka pakai menggunakan baju Surjan. Surjan bagi orang Jawa merupakan salah satu model pakaian adat yang penuh filosofis kehidupan. Surjan merupakan bubusana adat Jawa atau orang bilang busana kejawen penuh dengan piwulang sinandhi, kaya akan suatu ajaran tersirat yang terkait dengan filosofi Jawa (Kejawen).

Selama perjalan banyak sekali pemandangan kota Solo, dari yang bagus dan yang tidak nyaman bagi para wisatawan. di Solo terlihat baik karena pohon di sini masih begitu banyak dan tidak ada Bentor (Becak Motor) semua masih menggunakan tenaga manual manusia. Taman kota juga lumayan banyak, seperti yang saya temukan di sekitar Jl.Gajah mada yaitu Taman Kota Punggawan yang berdekatan dengan Monumen Pers Nasional.

Taman Kota Punggawan

Taman Kota Punggawan

Taman kota punggawan

Taman Kota Kecil Tapi Enak Buat Nyantai

Taman Kota Punggawan

Taman Kota Punggawan

Sebrang jalan nampak bangunan dengan gaya seperti candi, itulah Museum Monumen Pers Nasionl. Menurut wikipedia Museum monumen pers nasional adalah monumen dan museum khusus pers nasional Indonesia yang terletak di Surakarta, Jawa Tengah. Museum ini didirikan pada tahun 1978, lebih dari 20 tahun setelah diusulkan dan dioperasikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia. Kompleks monumen terdiri atas gedung societeit lama, yang dibangun pada tahun 1918 dan digunakan untuk pertemuan pertama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) serta beberapa gedung yang ditambahkan pada tahun 1970an. Monumen ini terdaftar sebagai Cagar Budaya Indonesia.

Museum Monumen Pers Nasional

Museum Monumen Pers Nasional

Musuem Monumen Pers Nasional

Musuem Monumen Pers Nasional

Sampailah di deretan jalan Jl.Brigjend Slamet Riyadi walaupun hari minggu jalan ini tidak begitu ramai seperti yang saya bayangkan seperti jl.Malioboro Jogja. Berjalan pelan-pelan sambil menikmati kota sekitar namun apa yang saya dapatkan, sampah berserakan apa karena habis ada acara atau emang tiap hari seperti ini saya tidak begitu paham. Saya jadi sedikit tidak nyaman dengan sampah yang berserakan ini.

Seorang bapak tidur di tempat duduk kawasan Slamet Riyadi bersama sampah yang berserakan

[blockquote author=””]Apakah kepedulian terhadap kota sendiri masih kurang? yuk jaga kota kita agar bersih biar nyaman untuk wisatawan dan kita sendiri[/blockquote]

Jalan Slamet Riyadi adalah salah satu jalan raya utama di Kota Solo. Pernah dinobatkan sebagai jalan terpanjang se-Asia Tenggara, jalan ini memanjang ke timur mulai dari Tugu Purwosari hingga Bundaran Gladag.

Jalan Slamet Riyadi kini menjelma menjadi sebuah nama jalan yang sangat aktif di Kota Solo, bahkan mungkin di seluruh Indonesia. Banyak kegiatan dan event diadakan disini, menjadikan Jalan Slamet Riyadi pantas disebut sebagai sarana umum yang manfaatnya benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat.

Pusat bisnis kota Solo terletak di sepanjang jalan Slamet Riyadi. Beberapa bank, hotel, pusat perbelanjaan, restoran internasional, hingga tujuan wisata dan hiburan terletak di sepanjang jalan protokol ini. Pada hari minggu pagi, jalanan Slamet Riyadi khusus ditutup untuk kendaraan bermotor (Solo Car Free Day) sebagai bagian dari tekad pemda untuk mengurangi polusi.

Terdapat rel kereta api infonya yang melewati kereta Feeder Wonogiri, namun di saat saya berjalan menyusuri jalan Slamet Riyadi tak nampak kereta itu melewati jalur rel ini.

Museum Radya Pustaka, Tempat Berkumpulnya Buku

Pintu Depan Musuem Radya Pustaka

Pintu Depan Musuem Radya Pustaka

Radya Pustaka adalah museum salah satu destinasi wisata di kawasan Jl.Slamet riyadi dan bagngunan ini tertua di Indonesia. Dibangun pada 28 Oktober 1890 oleh Kanjeng Adipati Sosroningrat IV, pepatih dalem pada masa pemerintahan Pakoe Boewono IX dan Pakoe Boewono X. Museum Radya Pustaka juga memiliki perpustakaan yang menyimpan buku-buku budaya dan pengetahuan sejarah, seni dan tradisi serta kesusastraan baik dalam bahasa Jawa Kuno maupun Bahasa Belanda.

Taman Sriwedari Bukan Taman Rekreasi Biasa

Taman Sriwedari

Taman Hiburan Rakyat, Taman Sriwedari

Sebelah dari Musuem Radya Pustaka terdapat Taman Hiburan Rakyat yaitu Taman Sriwedari, saya sejenak menikmati di depan taman yang sejuk karena terdapat pohon yang bersar dan nyaman untuk santei duduk.

Taman Sriwedari bukan seperti taman yang kalian bayangkan seperti banyak bunga dan pohon melainkan, Taman Sriwedari adalah tempat yang menjadi pusat perkembangan kesenian dan kebudayaan di Kota Solo. Terdapat tempat rekreasi dan Gedung Wayang Orang.

jalan slamet riyadi solo

Jalan sendirian tetap asik di jalan slamet riyadi

Jalan di depan Taman Sriwedari yang sangat teduh dan beberapa penjual menyapa kita, walaupun masih terlihat sampah yang berserakan yang membuat tampilan sedikit ternodai. Walaupun begitu Jalan-jalan tak terasa capek karena tidak kepanasan.

Loji Gandrung Rumah Dinas Walikota Solo

Lodji Gandrung

Lodji Gandrung sebagai tempat kediaman walikota Surakarta

Masih di kawasan Jl Brigjend Slamet Riyadi, nampak Gedung-gedung jaman kolonial yang megah dan masih terawat hingga kini. Salah satunya adalah Gedung Loji Gandrung yang merupakan Rumah Dinas Walikota Solo peninggalan dari jaman kolonial yang pernah menjadi tempat tinggal bapak Jokowi. Untuk menjadi background foto bagus silahkan di coba.

Solo Grand Mall, Mall Terbesar & Terlengkap

Solo Grand Mall

Mall Terbesar dan Terlengkap di Solo yaitu Solo Grand Mall

Bukan hanya gendung-gedung dengan arsitektur jaman kolonial yang terbaru juga ada, seperti Solo Grand Mall adalah sebuah mal yang terletak di Surakarta tepatnya di Jl Slamet Riyadi yang dibangun di atas lahan seluas 12.080 m² yang terdiri atas 7 lantai dengan total luasannya 63.000 m². SGM saat ini merupakan Mall terbesar dan terlengkap bagi kota Solo dan sekitarnya.

City Tour Bersama Bus Werkudoro

Bus Werkudoro

Bus Werkudoro persiapan City Tour

Akhir dari cerita adalah menikmati City tour menggunakan Bus Werkudoro. Berjalan dari Jl Slamet Riyadi menuju kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Surakarta di Jalan Menteri Supeno No. 7 Manahan. Dengan tiket Rp.20.000,- /orang kita bisa menikmati perjalanan menggunakan Bus warna merah bertingkat dalam durasi kurang lebih 1,5 jam perjalanan. Harap booking telebih dahulu dikarenakan Bus Werkudoro ini peminat cukup banyak dan beroprasi pada hari Sabtu, Minggu dan Hari Libur.

Solo Backpacker

Bertemu dengan 2 orang yang juga menikmati kota solo

Akhir cerita bukan hanya tentang Bus Wekudoro, berkat di Bus Werkudoro kami ber tiga bisa berkenalan dan pulang barena dengan 2 orang yaitu Mas Robi dan Tio mereka adalah orang asli dari Purbalingga. Mas Tio kuliah di Yogyakarta sedangkan mas Robi mampir di tempat Mas Tio sambil menikmati liburan.

Kereta prameks selalu penuh di musim libur harap persiapkan waktu, saya yang sudah datang 1,5 jam kereta akan berangkat sudah kehabisan dan itu merupakan jadwal yang terkahir. Karena besok senin sudah waktunya bekerja dengan terpaksa mengeluarkan uang yang lebih. menggunakan kereta Lodaya Malam yang tiketnya lebih jauh Rp.45.000,- /orang.

Itu saja ceritaku perjalanan sehari menikmati kota solo bersama 2 Hijaber dan di temani 2 orang yang baru kenal di Solo, sebuah pengalaman baru dan cerita baru di blog Lensa Nasrul.