Ini menjadi pertama kalinya saya mengunjungi Lokawisata Baturaden. Wisata yang cukup populer di ranah wisata keluarga, dan saya datang kesini dan liburan ke Lokawisata Baturaden dikarenakan ada acara liburan bareng se-RT di tempat saya. Sekitar 100 orang lebih mengikuti liburan ini dan tak lupa saya mengajak orang tuaku untuk ikut agar mereka bisa liburan bersama.
Namun yang saya ceritakan disini bukan tentang liburan yang biasa-biasa saja di Lokawisata Baturaden. Ini cerita saya yang nekat jalan kaki tracking lebih dari 1 Km dengan jalan yang licin, sepi di tengah hutan sendirian karena terhipnotis papan petunjuk wisata Pancuran Pitu (7) yang sepertinya sangat menarik untuk di kunjungi.
Jalan yang saya lewati menuju Pancuran Pitu (7) Baturaden melalui lokawisata Baturaden dengan jalan naik mengikuti papan petunjuk wisata Pancuran Pitu (7) Baturaden.
Nekat sih iya, karena saya tidak membawa bekal air minum, jalan sendiri, sudah cukup sore namun karena rasa penasaran inilah yang membuat saya untuk terus berjalan kaki walaupun tak nampak seorangpun yang jalan menuju Pancuran Pitu (7) Baturaden.
Mungkin bagi anda yang nekat jalan sendirian bakalan berfikir 2 kali karena jalan yang di lalui serasa akan naik gunung. Dan saya pun sampai lupa untuk mengabadikan setiap perjalanan ini karena sudah ngos-ngosan dan ingin segera sampai, dikarenakan saya harus gabung lagi bersama rombongan sekitar pukul 15.30 Wib, sedangkan Bus target kembali ke Jogja Pukul 16.00 Wib.
Sampai Pintu Masuk Pancuran Pitu (7) Baturaden Lemas
Setelah sampai di pintu masuk pancuran 7 Baturaden serasa lemas sekali jalan kaki dengan medan yang berat, eh ternyata di atas ada tempat parkir dan menuju Pancuran 7 Baturaden jalannya sudah beraspal ada Ojek dan Angkot, ya saya tidak menyadari dikarenakan ini dadakan saya tidak tahu kalau ada wisata yang menarik ini.
Saya sekedar mengikuti dan terhipnotis Wisata Pancuran 7 Baturaden, yang membuat saya tidak berfikir panjang, dan terus berusaha sampai lokasi yang ingin saya kunjungi. Nah ini saja saya di cari banyak orang karena waktu yang mepet dan karena lost contact yang membuat orang pada khawatir di kira saya hilang.
Rasa penasaran inilah yang membuat semua orang khawatir, sebenarnya saya minta maaf tapi karena rasa penasaran yang bergejolak itulah saya tetap memutuskan untuk mendapatkan tempat wisata ini, dan kembali sampai tempat parkir bus pukul 16.00 Wib tepat.
Eh Dimana Tempat Pancuran 7 Baturaden
Obyek wisata Pancuran 7 tepatnya berada di Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Kalau dari obyek wisata Lokawisata Baturaden dari dalam nanti jalurnya seperti saya yaitu tracking dengan jalur yang panjang lebih dari 1 Km dengan jalan yang cukup berhari-hati.
Namun bisa juga anda mengunjungi menggunakan sepeda motor, mobil, angkot atau ojek menuju destinasi ini.
Pancuran 7 Air Hangat
Seperti dalam namanya, terdapat 7 Pancuran tempat air mengalir dari sumbernya.
Lokasi Pancuran 7 Baturraden ini berada di sisi selatan Gunung Slamet dengan ketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang merupakan gunung tertinggi di jawa tengah.
Air hangat dari Pancuran 7 tercipta karena berada dekat dengan dapur magma Gunung Slamet.
Tiket Masuk Pancuran 7 Berapa Kak
Untuk tiket masuk obyek wisata Pancuran 7 Baturaden hanya Rp.15.000,- selanjutnya adalah nikmatilah.
Cara Menikmati Air Hangat Pancuran 7 Baturaden
Ada beberapa cara menikmati air hangat pancuran 7 Baturaden, anda bisa mencelupkan atau membasuh air hangat dari Pancuran 7. Saya merasakan airnya memang sangat hangat sekali, kalau awal-awal akan terasa panas sekali.
Air hangat di Pancuran 7 juga memiliki kandungan belerang yang tinggi sehingga baik untuk kesehatan kulit. Ada pula jasa pijat atau lulur dengan bubuk belerang di obyek wisata ini, saat itu saya di beri harga 10 ribu. Hanya saja karena waktu yang mepet, saya belum sempat mencoba jasa pijat tersebut.
Jika di waktu lain saya bisa liburan ke Banyumas, saya akan mencoba kembali lagi ke obyek wisata ini dan merasakan nikmatnya pijat / lulur dan membasuh air hangat yang telah di olah oleh magma gunung slamet ini. Pokoknya saya masih belum puas karena tidak bisa serasa menikmati karena keterbatasan waktu.
dok : 8/3/2020