Sejak pagi yang gelap sampai mulai terang secara pelan-pelan, Yogyakarta di guyur hujan yang sedang namun rata. Awan yang gelap menyelimuti kota yogyakarta membuat aku tak bisa jalan-jalan menikmati hari libur kerja. Padahal, minggu 19 november 2017 aku sudah berencana dengan seorang teman akan bangun pagi dan berangkat ke pematang sawah di sekitar pleret untuk mencari foto pemandangan sawah. Semua rencana itu gagal dikarenakan hujan akan tetapi saya tetap bersyukur walaupun hujan itu adalah karunia Allah SWT.
Aku mulai mencoba scroll akun twitterku @lensanasrul kali saja ada event di saat hujan reda, akhirnya semua kegagalan itu mendapat gantinya karena pagi menjelang siang hujan mulai reda dan saya mendapatkan info kalau ada Kejuaraan Pacuan Kuda di lapangan pacuan kuda Sultan Agung, Bantul, Yogyakarta.
Tanpa berfikir lama, aku mulai mandi dan mempersipkan alat perang untuk mengabadikan event tersebut. Ini merupakan tontonan perdanaku melihat Kejuaraan Pacuan Kuda, yaa… walaupun sebenarnya pernah nonton pacuan kuda tapi kalau saat perlombaan begini, ini adalah yang perdana.
Pukul 9.20 Wib aku mulai berangkat ke Lapangan Pacuan Kuda Sultan Agung, Bantul Yogyakarta. Ternyata memang bukan main, walaupun sebelumnya hujan yang rata, penonton masih sangat berantusias menonton event yang sepertinya sudah berlangsung tiap tahun. Sempat ngumping apabila tidak hujan penonton akan lebih banyak dari pada saat ini.
Penonton yang mulai memadati lokasi pacuan kuda setelah di guyur hujan
Ternyata event yang saya tonton saat itu adalah Pacuan Kuda Istimewa 9 yang memperebutkan Piala Raja Hamengkubuono X, seperti palakat yang saya lihat seperti yang tertulis kalau memang event saat itu Jogja Derby 2017 banyak ketegangan yang dirasakan, atmosfir yang saya lihat & rasakan memang luar biasa.
Sejumlah joki memacu kecepatan kudanya dalam kejuaraan Pacuan Kuda Istimewa 9 Sri Sultan Hamengku Buwono X di lapangan pacuan kuda Sultan Agung, Bantul, Yogyakarta. Kejuaraan tingkat nasional yang diikuti ratusan perserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Saling mengejar untuk mendapatkan podium
Joki yang luarbiasa serunya
Aku mainkan mata lensa yang ku bawa, beberapa kali aku potret keseruan pacuan kuda yang sudah saya tonton yang begitu menakjubkan karena terlihat keren jalur yang basah di injak oleh para pengacu kecepatan tinggi dengan kuda yang ditunggang. Sampai aku melihat beberapa fotografer yang berjuang sampai kotor-kotoran karena ingin mendapatkan hasil foto yang memuaskan.
Sampai saya lupa berapa kali seri yang sudah aku tonton karena menunggu momen untuk di abadikan yang membuat semua itu tak terasa lama. Selalu enjoy walaupun saya ke acara tersebut hanya sendirian hehe…
Adzan dzuhur mulai berkumandang, disitulah waktu dimana hujan turun kembali membasahi track pacuan kuda yang telah memberikan keseruan saya di hari minggu kali ini. Di waktu dzuhur itulah saya mulai menyingkir dari track pacuan kuda karena saya tak mempersiapkan diri untuk kondisi saat hujan, takut kamera basah hanya punya satu kamera yang selalu menemaniku dimanapun berada.
Sebenarnya acara Pacuan Kuda belum selesai, tapi apa daya keterbatasan alat untuk mengamankan alat perang itulah yang membuat saya harus menyingkir dan kembali ke sangkar. Pengalaman baru kali ini adalah melihat acara Pacuan Kuda sekalian belajar memfoto objek yang bergerak. Ngomong-ngomong kamu yang membaca ini udah pernah menonton acara pacuan kuda belum? boleh loh komentar di bawah ini hehe…
Terima kasih sudah menyempatkan untuk menghabiskan waktu untuk membaca ceritaku di blog Lensa Nasrul.
Thank you for every other informative site. Where else may just
I get that kind of info written in such a perfect way?
I’ve a project that I am simply now working on, and I’ve been at the glance out for such
information. http://www.overclock.net/redirect-to/?redirect=https%3A//goldprice.com
It’s my pleasure.