Sebelum Pedestrian Malioboro di rilis, kawasan tersebut dijadikan tempat parkir yang membuat para pengunjung kurang nyaman dan lokasi Malioboro seperti hanya terlihat toko besar yang tidak memiliki arti namun beda dengan sekarang yang sudah ada Pedestrian, wisatawan lokal maupun mancanegara merasa betah untuk berdiam diri sambil melihat keramaian kota yogyakarta kawasan Malioboro.
Saya sudah beberapa kali menikmati Pedestrian malioboro dengan sepeda, namun belum sempat mempublikasi artikel dikarenakan belum sempat memotret, karena lebih afdol kalau hasil fotonya dari hasil kamera sendiri.
Tadi pagi (15/01/2017) saya sempatkan kembali datang kelokasi Malioboro walaupun sedikit gerimis. Kukayuh sepedaku dari Jogja selatan sampai Malioboro sebenarnya tidak terlalu jauh hehe. Nampak waktu masih sekitar pukul 07.30 toko masih tutup, gerimis mulai berhenti dan wisataawan masih belum begitu banyak. Lalu lalang pesepeda yang sedang menikmati kota Yogyakarta membuat, kota yogyakarta bagaikan gudangnya pesepeda.
Aku turun dari sepeda agar saya bisa masuk di pedestrian, kamera mulai aku keluarkan dari tas ransel yang sebenarnya sudah tak layak pakai. Beberapa foto aku abadikan seperti tempat-tempat tebaik tak lupa footage aku cari untuk menambahkan cerita visual yang lebih nampak. Karena kadang foto masih belum bisa memberikan gambaran bagi yang ingin lebih mengetahui tentang lokasi yang diinfokan.
Terlihat keluarga yang menikmati Pedestrian Malioboro dengan ceria sedangkan saya hanya sendirian hehe… tak apalah karena tujuannya emang sendirian biar bisa dapatkan yang di butuhkan.
Sebagai wisawatan yang baik, marilah jaga kebersihan agar tempat ini selalu menawan dan bersih. Lokasi ini tersedia tempat sampah yang menarik cuma setelah saya tamati banyak wisatawan yang kebingungan karena bingung mencari tempat sampah.
Tempat sampahnya menarik sih, seperti pajangan karena memiliki tampilan menarik dan tidak ada tulisan tempat sampah cuma adanya diatas ada gambar icon, tetap saja wisatawan bingung untuk sekilas, tidak begitu nampak pemberitahuan jika itu sebuah tempat sampah.
Tidak terasa cukup lama juga saya duduk menikmati Pedestrian Malioboro, mendung dan sedikit sejuk membuat betah dudukan di lokasi ini. Karena pagi pengamen jalanan masih sedikit tidak terganggu karena kadang risi juga pengamen yang terlalu banyak.
Saya lanjutkan untuk bersepeda menuju ke selatan sekalian pulang, sampai di depan Mall Malioboro ada pembatas menarik yang menjadi tempat duduk yang nyaman dan lucu, bulat dan terlihat elegan, seperti bola pokemon hehe.
Kembali kukayuh sepedaku dikarenakan wisatawan sudah mulai memadati kawasan Malioboro yang turun dari Bus-Bus liburan parkir di Taman Parkir Abu Bakar Ali. Selain itu matahari sudah mulai nampak setelah tertutup awan mendung.
Menunggu disaat Pedestrian Malioboro semakin baik, karena saat ini pohon yang ada masih belum tumbuh dalam proses perkembangan. Jika pohon udah besar saya sudah yakin tempat Pedestrian Malioboro ini bakalan nyaman sekali, sejuk di bawah pohon tidak terkena mataharai. Bagaimana kamu udah kesini belum?
Oh iya hampir lupa, ditengah jalur Pedesterian dibuat ramah bagi penyandang disabilitas. Namun masih banyak hal yang ternyata belum bisa memenuhi kepentingan kaum difabel, di antaranya jarak trotoar ke trotoar lain masih tinggi sehingga menyulitkan pengguna kursi roda. Kemudian guiding block untuk tunanetra atau jalur khusus untuk tunanetra yang biasanya berwarna kuning oranye, tapi saat ini berwarna putih perak. Hal ini sangat disayangkan para difabel.
mau tanya, apakah kendaraan bermotor sudah tidak bisa lewat jln ini lagi ya?
Masih bisa, kalau parkir di parkir abu bakar ali sebelah utara malioboro atau di selatan di kantor Bank Indonesia.