Beberapa bulan ini pekerjaan sedang kencang-kencangnya bisa di bilang kerja serasa liburan. Tapi tetap beda juga saat liburan di oplos dengan pekerjaan. Nah mumpung ada waktu yang luang, kemarin (29 des 2018) saya bersama rekanku explore ke karanganyar jawa tengah.

Candi Ceto adalah destinasi yang saya kunjungi pertama di karanganyar. Candi Ceto adalah candi bercorak hindu yang berlokasi di lereng Gunung lawu dengan ketinggian 1496 m di atas permukaan laut.

Menurut catatan saya, lokasi Candi Ceto berada di Cetho, Gumeng, Jenawi, Karanganyar, Jawa Tengah. Candi yang berada di dataran tinggi yang memiliki view pemandangan yang sangat luar biasa dengan hawa yang sejuk.

Perjalanan ke Candi Ceto itu rasanya campur aduk, sangat bahagia karena bisa melihat pemandangan yang indah, begitu banyak kebun teh karena melewati kebun teh kemuning selain itu juga hawa yang sejuk membuat hati terasa tentram dan ada rasa tegang karena jalan yang dilalui menuju Candi Ceto itu sangat menanjak dan begitu curam, pastikan kendaraan prima.

Alhamdulillah saya menuju kesana menggunakan sepeda motor bergigi jadi masih terbilang cukup aman tapi ya… tetap tegang hehe… Pokoknya kendaraanmu siap-siap dihajar kalau mau ke Candi Ceto.

Kebun teh kemunging karanganyar
Kebun Teh Kemuning Menjadi Pemandangan Saat Perjalanan Ke Candi Ceto

Ternyata Candi Ceto itu juga gerbang masuk atau bascecamp untuk anda yang ingin mendaki ke Gunung Lawu. Tinggal pilih anda ingin kemana mau ke Candi Ceto dulu terus mendaki ataupun sebaliknya.

Saya datang ke Candi Ceto pas sekali musim liburan. Tak disangka-sangka begitu ramai candi Ceto di datangi para wisatawan. Yah maksud saya liburan di akhir-akhir ini biar ada cerita baru di akhir tahun 2018 sih jadi kalau bertemu para wisatawan lainnya yang penuh begini terpaksa jangan mengeluh hehe.

Tiket Masuk Candi Ceto?

Untuk masuk di Candi Ceto hanya mengeluarkan uang Rp.7.000,- untuk wisatawan lokal, kalau yang mancanegara mohon maaf saya lupa. Selain itu anda di wajibkan menggunakan sarung yang kotak-kota yang khas bagi agama hindu untuk beribadah, tanpa di pungut biaya tapi silahkan memberikan uang beberapa di kontak infak untuk membantu untuk kebersihan kain tersebut.

Sekilas SeJarah

Saya membaca di papan informasi dekat dengan petugas keamanan, Candi Ceto ini masa pendirian diperkirakan sekitar abad XV, hal ini didasarkan dari adanya sengkalan angka tahun yang terdapat pada gapura teras VII dengan sengkalan yang berbunyi “Goh wiku hanahut iku” (1397 Saka / 1475 Masehi).

Keunikan Candi Ceto terlihat dari bentuk seni bangunan yang berteras seperti punden berundak. Selain itu, bentuk arca – arcanya masih sangat sederhana dan belum menunjukkan ciri kedewaan.

Berdasarkan prasasti yang ditemukan. Candi Ceto digunakan untuk ruwatan atau pembebasan. Hal ini dikaitkan dengan cerita Sudamala seperti yang terdapat pada Candi Sukuh.

Tak begitu banyak informasi yang saya dapatkan di Candi Ceto karena minimnya papan informasi di setiap Candi-Candi tersebut. Yang pasti di Candi ceto ini memiliki terdiri dari sembilan tingkatan berundak.

Untuk lebih lengkapnya bisa baca di wikipedia tentang candi Ceto sejarah dan susunan bangunan, saya takut salah jika mendiskripsikan disini karena memang kurangnya papan informasi yang saya cari dan disaat aku datang juga masa-masa liburan akhir tahun dan sekolah, penuhnya candi Ceto membuat saya tidak bisa mengexplore lebih lengkap.

halaman candi ceto
halaman candi ceto

Ini tempat di candi ceto yang paling lebar dari pada yang tingkat lainnya, dan disini anda bisa bersantai di taman. Pokoknya kalau berkunjung di Candi Ceto harap sopan karena kita disini berada di tempat ibadah.

gapura candi ceto
bangunan candi ceto
bangunan candi ceto
candi ceto
candi ceto

Jadi kesimpulan apabila ke Candi Ceto agar kalian siap dengan rute yang di lewati, kendaraan harus prima dari rem dan sebagainya. Pakai jaket apabila tidak kuat dengan hawa dingin karena hawa dinginnya hampir sama seperti di Dieng.

Selain itu tak lupa bawa alat untuk mendokumentasikan anda, karena disini memang sangat rugi kalau tidak di abadikan. Hormati yang sedang sembahyang karena ini tempat wisata yang masih di pakai untuk sembahyang dan selalu jaga sikap.